Home > Lounge > Merenunglah Dari Beberapa Kejadian

Merenunglah Dari Beberapa Kejadian

Thursday, July 28th, 2011 Leave a comment Go to comments

Think

Kejadian 1

Anak: “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”
Ayah:  “Sudah tentu”
Anak: “Siapa yang menemukan listrik?”
Ayah: “Edison”
Anak: “Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”

-Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.

Kejadian 2

Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu”. “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara ibu memarahi orang lain”, sahut anaknya.

-Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda saat melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.

Kejadian 3

Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya rusak parah dan tak terawat. Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona”.

-Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.

Kejadian 4

Seorang murid kelas 3 SD memiliki cita-cita menjadi badut. Saat gurunya mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”, guru yang di sebelahnya berkata, “Semoga kamu bisa memberi kecerian bagi seluruh dunia.”

-Terkadang orang yang lebih tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, namun juga sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.

Kejadian 5

Ketika istrinya sedang memasak di dapur, suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!”. Sang istri spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin kamu mengerti bagaimana perasaan saya. Setiap saya sedang mengemudikan mobil, kamu yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”

-Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.

Kejadian 6

Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang. Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata, “Hai kawan! Sudahlah, kamu tak mungkin bisa mengejar!” Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya..” Dengan nafas tersenggal-senggal dia lalu berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”

-Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis. Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.

Kejadian 7

Ketika mandi Toto kurang hati-hati dan menelan sebongkah sedikit air sabun, ibunya dengan gugup menelepon dokter untuk minta pertolongan. Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam lagi baru bisa datang ke sana.” Kemudian Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan?” Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, atau Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.”

-Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Daripada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.

Kejadian 9

Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya. Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci. Hanya diputar dengan ringan, gembok besar itu sudah terbuka.

-Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain.

Sumber: Apa Kabar Dunia

  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave your comment here